Thursday, March 23, 2023
Wajibpaham.com
  • Home
  • Nasional
  • Global
  • Edukasi
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Hubungi Kami
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Global
  • Edukasi
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Hubungi Kami
No Result
View All Result
Wajibpaham.com
No Result
View All Result

Penduduk China Menurun, Tentara Bisa Kena Dampaknya

January 25, 2023
in Global
Reading Time: 4 mins read
Penduduk China Menurun, Tentara Bisa Kena Dampaknya
4
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

BEIJING, KOMPAS.com – Penurunan jumlah laju pertumbuhan penduduk China sejak dikuasai oleh Partai Komunis 70 tahun lalu, menyebabkan munculnya dampak mulai dari perawatan lansia hingga perekrutan tentara.

Jumlah pertumbuhan penduduk sudah menurun selama beberapa tahun terakhir namun angka terbaru hari Selasa (17/1/2023) yang menunjukkan jumlah penduduk berkurang 850.000 orang di tahun 2022 ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Perkembangan ini akan berdampak pada masalah di dalam negeri dan juga masalah strategis secara internasional,” kata analis masalah China di American Enterprise Institute di Washington Mike Mazza.

“Singkatnya Partai Komunis akan menghadapi banyak masalah.”

Namun, pengamat lainnya tidaklah begitu pesimistis.

“China semakin menjadi negara berteknologi tinggi, sehingga mengkonsentrasikan diri meningkatkan sistem pendidikan, khususnya peningkatan daerah pedesaan, dan bahkan di kota adalah hal yang vital,” kata akademisi di University of Miami June Teufel Dreyer.

“Jadi akan terjadi peningkatan produktivitas. Mereka yang lebih makmur akan membeli lebih banyak jadi GDP akan meningkat.”

Dengan pola ini akan berlanjut, PBB memperkirakan jumlah penduduk China akan turun dari angka 1,41 miliar ke angka 1,31 miliar di tahun 2050 dan akan terus menurun setelah itu.

Kebijakan satu anak

Kekhawatiran akan jumlah penduduk yang terlalu banyak menyebabkan China menjalankan kebijakan satu anak di akhir tahun 1970-an.

Beijing mengatakan, kebijakan itu mencegah kelahiran sekitar 400 juta orang, namun para pakar tidak sependapat mengenai apakah penurunan tingkat kelahiran sekarang ini disebabkan oleh kebijakan tersebut.

AP/NG HAN GUAN via ABC INDONESIA Setelah menghentikan kebijakan satu anak, China sekarang mendorong keluarga untuk memiliki anak lebih banyak.

Menurut para pakar demografi, kebijakan satu anak tersebut terjadi di saat adanya perubahan besar-besaran dalam masyarakat China, di mana warga pindah ke kota-kota besar di tengah pertumbuhan ekonomi yang cepat.

“Tentu saja kebijakan satu anak memiliki pengaruh,” kata Sabine Henning dari Komisi Sosial dan Ekonomi Asia untuk PBB yang berkantor di Bangkok.

“Namun gaya hidup berubah. Biaya hidup meningkat. Jadi warga cenderung ingin punya anak lebih sedikit. Dan ini hasilnya menurunnya tingkat kelahiran yang terus berlanjut sejak kebijakan satu anak dihentikan.”

Karena menurunnya tingkat kelahiran, China menghentikan kebijakan satu anak tujuh tahun lalu namun dorongan agar keluarga memiliki lebih banyak anak sejauh ini tidak berhasil, hal yang sama juga terjadi di negara lain.

Pengalaman di Eropa dan Jepang menunjukkan betapa sulitnya mengubah pola berpikir dan membalikkan penurunan dengan kampanye dan insentif dari pemerintah.

“Yang mengherankan adalah kita semua setuju bahwa sudah terlalu banyak orang di Bumi ini di mana untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, air dan papan menjadi ancaman bagi ekosistem. Namun, ketika jumlah penduduk di satu negara mulai menurun, pemerintah di negara tersebut langsung panik,” kata Professor Dreyer.

Jumlah penduduk lansia di China akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.AP/MARK SCHIEFELBEIN via ABC INDONESIA Jumlah penduduk lansia di China akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.

Usia penduduk yang semakin lanjut yang jadi masalah

RELATED POSTS

Pengusaha Arab Saudi Beli Tiket Laga Ronaldo Vs Messi Rp 39 Miliar

Mengapa Populasi China Bisa Turun Drastis?

Harimau Kabur dari Kandang, Serang 1 Pria dan Bunuh Beberapa Hewan, lalu Disuntik Mati

Data terbaru yang dikeluarkan China menunjukkan hampir 20 persen penduduk sekarang berusia 60 tahun ke atas dan China memperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 30 persen atau lebih dari 400 juta orang di tahun 2035.

Hal yang sama sudah juga terjadi di Eropa namun dalam kurun waktu yang lebih panjang.

“Di Eropa mereka memiliki waktu untuk menyesuaikan diri sementara di Asia perubahanya terjadi lebih cepat,” kata direktur Komisi Pembangunan Sosial PBB di Bangkok Srinivas Tata.

Untuk mendukung peningkatan lansia tersebut, China mungkin harus menaikkan usia pensiun dari saat ini 50-55 untuk perempuan dan 60 tahun untuk pria.

Data penduduk ini muncul di saat China sedang dalam taraf membuka diri kembali setelah menjalani kebijakan Covid-19 yang ketat yang tidak saja memengaruhi pertumbuhan ekonomi namun juga menciptakan demo anti pemerintah dan anti partai komunis, hal yang jarang terjadi sebelumnya.

Bahkan dengan jumlah penduduk yang berkurang, China masih memiliki kelebihan ekonomi dibandingkan negara berkembang seperti Vietnam dan India, dengan India akan menjadi negara dengan penduduk terbanyak di dunia tahun ini.

Menurut Mark Mazza, China memiliki infrastruktur yang jauh lebih bagus dan juga sektor swasta yang sudah mapan sejak lagi yang tetap bisa menjadi andalan.

Sistem politik China juga akan memainkan peran kata pakar masalah China di University of Michigan Mary Gallagher.

“Menjadi tempat produksi bagi dunia memerlukan sistem politik yang bisa memanfaatkan tenaga kerja muda yang murah tanpa harus memperhatikan hak politik dan sipil mereka,” kata Professor Gallagher.

Sanksi ekonomi Amerika Serikat juga memengaruhi pemulihan ekonomi China.

Dampak terhadap militer

Menurut para analis, Partai Komunis China juga menghadapi tantangan untuk merekrut tentara baru, di mana Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sekarang memiliki 2 juta orang.

“Sangat diragukan bahwa PLA akan mendapatkan tentara yang memiliki pendidikan dan ketrampilan tinggi, melihat bahwa banyak keluarga yang tidak setuju anak-anak mereka masuk militer,” kata Daniel Blumenthal direktur Kajian Asia di American Enterprise Institute.

Namun menurut Dr Blumenthal, bila “Presiden China Xi Jinping memutuskan untuk menyerang Taiwan maka dia tidak akan ragu-ragu melakukannya, tidak peduli dampaknya pada keluarga yang hanya punya satu anak.”

Beberapa pengamat di Amerika Serikat berkata, adanya masalah kependudukan ini bisa membuat Beijing melakukan tindakan agresif terhadap China segera.

Dengan Amerika Serikat kembali memberi fokus pada Asia Pasifik dan menurunnya perekonomian serta berkurangnya penduduk, beberapa pihak di Washington memperkirakan ruang bagi Beijing untuk bertindak terhadap Taiwan semakin sempit.

Namun, dampak menurunnya jumlah penduduk ini belum bisa diketahui dalam waktu dekat.

“Perubahan demografi selalu berjalan lambat, terutama di awal-awal sehingga dampaknya terhadap pengaruh China secara global masih belum bisa dipastikan segera,” kata Steve Tsang dari School of Oriental and African Studies di London.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Penduduk #China #Menurun #Tentara #Bisa #Kena #Dampaknya #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: beijingChinajumlah penduduk chinaJumlah penduduk China menurunMike Mazzapenduduk china menurunpopulasi china turun
ShareTweetSend

Related Posts

Pengusaha Arab Saudi Beli Tiket Laga Ronaldo Vs Messi Rp 39 Miliar
Global

Pengusaha Arab Saudi Beli Tiket Laga Ronaldo Vs Messi Rp 39 Miliar

February 3, 2023
Mengapa Populasi China Bisa Turun Drastis?
Global

Mengapa Populasi China Bisa Turun Drastis?

February 2, 2023
Harimau Kabur dari Kandang, Serang 1 Pria dan Bunuh Beberapa Hewan, lalu Disuntik Mati
Global

Harimau Kabur dari Kandang, Serang 1 Pria dan Bunuh Beberapa Hewan, lalu Disuntik Mati

February 1, 2023
Sepak Terjang PM Selandia Baru Jacinda Ardern, Ikon Inspiratif yang Akhirnya Mundur
Global

Sepak Terjang PM Selandia Baru Jacinda Ardern, Ikon Inspiratif yang Akhirnya Mundur

January 31, 2023
Marah Saat Main Video Game, Bocah 10 Tahun Tembak Mati Anak Lainnya
Global

Marah Saat Main Video Game, Bocah 10 Tahun Tembak Mati Anak Lainnya

January 30, 2023
Nasib Kaum Transgender Pria di Pakistan, Tak Diakui Keluarga, Bahkan Kaumnya
Global

Nasib Kaum Transgender Pria di Pakistan, Tak Diakui Keluarga, Bahkan Kaumnya

January 29, 2023
Next Post
Masa Jabatan Kades 6 Tahun, Bisa Emban 3 Periode, Masih Minta Tambah?

Masa Jabatan Kades 6 Tahun, Bisa Emban 3 Periode, Masih Minta Tambah?

9 Penyebab Kista yang Perlu Diwaspadai

9 Penyebab Kista yang Perlu Diwaspadai

Discussion about this post

Opini

pajak progresif nikel-cover-1

Pajak Progresif Nikel Mencekik Pengusaha, Pemerintah Bagaimana, nih?

October 25, 2022
Investor Tambang RI

Investor Tambang RI: Regulasi Pemerintah Kenapa Terkesan Berbelit?

August 17, 2022
Bisnis pcr masuk penyelidikan

Pejabat yang Terseret Bisnis PCR Dilaporkan ke KPK

November 6, 2021
3 periode presiden

Wajib Paham! Dari Mana Asal Usul Wacana 3 Periode Presiden Jokowi?

April 14, 2022
Adian Napitupulu dan Fahri Hamzah

Lewat Surat Terbuka, Adian Napitupulu Minta Fahri Hamzah Pahami Pilihan Jalan dan Perjuangan Masing-Masing

May 13, 2022
tambang nikel haji karlan

Pahami Kontroversi Tambang Nikel Haji Karlan yang Berdokumen Palsu

February 8, 2022
pejabat lintas sektoral

Wewenang Berlebihan Kala Pejabat Bertugas Lintas Sektoral

September 28, 2021
Wajibpaham.com

Platform Digital Berita Online Tepercaya.
Menyajikan berita pilihan dari media nasional.

wajibpaham.com »

© 2022 Platform Digital Berita Online Tepercaya - wajibpaham.com.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Global
  • Edukasi
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Hubungi Kami

© 2022 Platform Digital Berita Online Tepercaya - wajibpaham.com.